KHOTBAH SENIN, 24 MEI 2021
KISAH PARA RASUL 2 : 41-47
THEMA : “BERTEKUN DALAM PENGAJARAN BERBAGI DALAM KEHIDUPAN”
NATS PEMBIMBING : KISAH PARA RASUL 2:42
Syalom, Salam sehat hari ini kita kembali beribadah kepada Tuhan untuk mensyukuri hari Keturunan Roh Kudus. Dan bacaan kita saat ini Kisah Para Rasul 2:41-47 yang hari ini kita renungkan mau menggambarkan kepada kita, bahwa pola/cara hidup komunitas pengikut Yesus (Jemaat) Pertama memang berbeda dari komunitas lain. Karena itu dalam ibadah Syukur Pentakosta dan dalam suasana Bulan Budaya GMIT saat ini saya mengajak kita untuk mencatat beberapa kebiasaan (Budaya) baru dari komunitas pengikut Yesus:
- Mereka memberi di Baptis menunjukan kepada kita, bahwa orang yang mendengarkan Injil dan memberi diri di kuasai oleh Roh Kudus, mestinya memberi diri diatur oleh Roh Kudus.
- Mereka tekun mendengarkan pengajaran dari Rasul-Rasul (ayat 42,46). Salah satu sikap/ kebiasaan jemaat mula-mula ialah memiliki kerinduan untuk berkumpul dalam ibadah. Dalam ibadah tersebut mereka sengan tekun mendengarkan farman Tuhan (Injil).
- Mereka berbeda-beda tetapi tetap satu kesatuan (ay 42,44,46). Komunitas para murid Yesus dan orang-orang percaya (Pengikut Yesus) terpanggil dari berbagai latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Mereka berbeda-beda suku, bahasa, budaya (Multi Etnis). Mereka Heterogen bukan Homogen. Pekerjaan rutin merekapun berbeda-beda ada yang petani, nelayan, pemungut cukai dan seterusnya. Ada yang kaya, miskin, namun mereka ada dalam suatu persekutuan (Koinonia) yang kuat. Komunitas pengikut Yesus mula-mula ini merasa senasib-sepenanggungan. Mereka memiliki semangat yang sama untuk memberitakan Injil. Merekapun sehati sejiwa orang Timor/Meto bilang nekaf mese ansaof mese. Orang Rote bilang Dalek Esa. Orang Alor bilang Tara miti tomi nuku, orang sabu bilang heade hepengee, orang sumba bilang kahaungu eti , orang ambon bilang satu selempang patah dua. Orang indonesia bilang Bhineka Tungga Ika.
Persekutuan jemaat mula-mula yang dibangun dari berbagai perbedaan ini terjadi bukan karena kekuatan mereka sendiri melainkan Roh Kudus yang mempersatukan mereka , Roh kudus yang di curahkan pada hati pentakosta itulah yang menjadi Roh pemersatu, yang mampu menyatukan berbagai perbedaan.
- Kasih menjadi pengikat komunitas pengikut Kristus (42,44,45,46) mereka merasa senasib, sepenanggungan mereka saling memperhatikan, tidak ada yang egois , hanya pikir dan urus diri sendiri. Yang satu susah , semua susah, satu senang, semua senang. Saling menopang dan saling membahu, dstnya.. kasih yang dilakukan oleh komunitas pengikut Kristus mula-mula adalah kasih yang diajarkan oleh Yesus , ketika bersama saling mengasihi, saling bantu dll..
Dalam budaya setiap sukupun memiliki tradisi/ kebiasaan untuk saling membantu dalam suka dan duka. Orang timor dengan kebiasaan Tae oko( lihat tempat situasi) atau tae blua(lihat barang ketika anggota keluarga/ klien menolak menikah), orang Rote dengan kebiasaan : TU”U, orang alor dengan kebiasaan : Tultula, orang ambon dengan kebiasaan : Masohi rame, orang sabu dengan kebiaasaan : hewue pengee danni ade, oarang sumba dengan kebiasaan : kawara mpadulla lahanduwa angu lahang. Semua bermakna kumpul keluarga untuk saling membantu dalam menanggulangi beban keluarga yang berniat.
- Apa dampak budaya atau kebiasaan baru dari komunitas pengikut Yesus?
Cara hidup (budaya kebaiasaan) komunitas pengikut Yesus sebagaimana yang digambarkan menimbulkan ketidaknya 3 hal yaitu :
- Jumlah mereka bertambah
- Mereka di sukai semua orang
- Terhitumg sebagai komunitas yang di selamatkan Allah.
Saudara- saudaraku, setiap orang yang dipanggil dalam komunitas pengikut Yesus harus 1 hal bahwa merela dipanggil dari latar belakang yang berbeda- beda namun masing- masing meimiliki potensi diri yang dapat d sumbangkan bagi kebersamaan dan persekutuan selaku tubuh Kristus. Dengan dengan demikian gereja akan menjadi komunitas yang disukai oleh semua orang dan terutama komunitas yang tercatat sebagai komunitas yang diselamatkan dan mewarisi kerajaan Allah. AMIN
